FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MONITORING
DALAM MENCIPTAKAN MUTU SEKOLAH
DI SMAN 7 KEDIRI
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengawasan
Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A. Y.,
M.Pd
oleh
Anis Latifatul Badriyah
110131436527
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah
mengenai Membantu Guru Untuk Merencanakan Pembelajaran ini.
Tidak lupa
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing matakuliah Pengawasan
Pendidikan yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Yang terhormat: Bapak
Prof. Dr. H. M. Huda A. Y., M.Pd.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih kurang sempurna, baik isi maupun
penulisannya. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
konstruktif demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
April
2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C.
Tujuan............................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Fungsi Monitoring Kepala Sekolah................................................................. 2
B.
Karakteristik Mutu Pendidikan Di Sekolah.......................................................
3
C.
Hubungan Antara Fungsi Monitoring Kepala Sekolah Dan Mutu
Pendidikan Di Sekolah. 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 7
B. Saran.............................................................................................................. 7
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kepala Sekolah selain
sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang
dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Selain sebagai pemimpin Kepala
Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah,
2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap
diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi
dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau.
Kegiatan Monitoring ini juga terdapat
kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang
direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Fungsi kepala sekolah
sebagai Monitoring dapat membantu
sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Sekolah yang bermutu memiliki beberapa
karakteristik. Terdapat 13 karakteristik mutu sekolah yang akan dijelaskan
dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.Apa
sajakah fungsi Monitoring Kepala
Sekolah?
2.Apa
sajakah karakteristik mutu pendidikan di sekolah?
3.Apa
hubungan antara fungsi Monitoring
Kepala Sekolah dan mutu pendidikan di sekolah?
C.
Tujuan
1.Menjelaskan
tentang fungsi Monitoring Kepala Sekolah.
2.Menjelaskan
tentang karakteristik mutu pendidikan di sekolah.
3.Menjelaskan
hubungan antara fungsi Monitoring Kepala
Sekolah dan mutu pendidikan di sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Fungsi
Monitoring Kepala Sekolah
Kepala Sekolah
selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah
yang dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya
adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan
untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang
harus dilakukannya.
Selain sebagai
pemimpin Kepala Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam
Fattah, 2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap
diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi
dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau.
Kegiatan Monitoring ini juga terdapat
kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang
direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Soetopo (2009:49)
mengemukakan pengertian, tujuan dan komponen-komponen (MPMBS) yang dievaluasi
sebagai berikut.
1.
Pengertian Monitoring dan evaluasi
Monitoring
lebih menekankan pada proses pelaksanaan MPMBS: pembuatan keputusan,
pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengelolaan proses belajar
mengajar dan evaluasi.
Evaluasi lebih
menekankan tagihan terhadap hasil MPMBS: pembandingan sasaran yang telah
ditetapkan dengan hasil yang dicapai.
2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Monitoring dan evaluasi adalah
memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Hasil Monitoring untuk memberikan balikan bagi
perbaikan pelaksanaan MPMBS. Hasil evaluasi memberikan informasi yang dapat
dijadikan masukan terhadap keseluruhan komponen program MPMBS: konteks, input, proses, output dan outcome. Dalam
konsep MPMBS, Monitoring sama dengan
evaluasi proses dalam totalitas sistem MPMBS.
3.
Komponen-Komponen yang dievaluasi
a.
Konteks: melihat kebutuhan. Alatnya need assessment.
b.
Input:
·
Harapan :
visi, misi, tujuan dan sasaran
·
Sumberdaya : manusia (KS, Guru, Karyawan dan tenaga lainnya), non-manusia
(dana, peralatan, perlengkapan dan bahan)
·
Manajemen : organisasi, tugas, mekanisme, rencana, program, peraturan dan
pengendalian.
c.
Proses: pembuatan keputusan, pengelolaan
kelembagaan, pengelolaan program, proses belajar mengajar dan evaluasi program.
d.
Output:
hasil nyata pelaksanaan MPMBS: academic
achievemet dan non-academic
achievement.
e.
Outcome:
hasil MPMBS jangka panjang yaitu berkaitan dengan dampak terhadap individu,
social, sikap, kinerja, semangat, system, penghasilan, pengembangan karir,
semangat untuk berkembang dan mutu pada umumnya.
B. Karakteristik Mutu Pendidikan Di Sekolah
Mutu berasal dari
bahasa Latin, quals, yang artinya what kind of. Mutu yang absolut ialah
mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan
sifat produk bergengsi tinggi, biasanya mahal, sangat mewah dan jarang dimiliki
orang. Misalnya, mobil mewah, rumah mewah, perhiasan mewah dan interior president room di hotel bintang
5. Mutu dengan konsep berarti harus high
quality atau top quality. Mutu
sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Mutu dapat juga
diartikan sebagai produk atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan dan memuaskan pelanggan.
Mutu di bidang
pendidikan meliputi mutu input, proses, output dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika
siap berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana
yang PAKEMI (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Menyenangkan, Bermakna dan
Inovatif). Output dinyatakan bermutu
jika hasil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia
kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas.
Mutu bermanfaat bagi
dunia pendidikan karena 1) meningkatkan pertanggungjawaban (akuntabilitas)
sekolah kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan suma biaya
sekolah, 2) menjamin mutu lulusannya, 3) bekerja lebih professional dan 4)
meningkatkan persaingan yang sehat.
Menurut Usman
(2009:514) sekolah yang bermutu memiliki beberapa karakteristik. Berikut akan
dijelaskan tentang karakteristik mutu.
1. Kinerja
(performa): berkaitan dengan aspek
fungsional sekolah.
Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik,
memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar dan menyiapkan bahan
pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang
ditandai hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit dan
yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut
menjadi sekolah favorit.
2. Waktu
wajar (timelines): selesai dengan
waktu yang wajar.
Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat
waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu
guru untuk naik pangkat wajar.
3. Handal
(reliability): usia pelayanan prima
bertahan lama.
Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah
bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun.
Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja
keras guru bertahan dari tahun ke tahun.
4. Daya
tahan (durability): tahan banting.
Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih
tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat.
5. Indah
(aestetics)
Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata
menarik. Taman ditamani bunga dan dipelihara dengan baik. Guru-guru membuat
media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.
6. Hubungan
manusiawi (personal interface):
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik
warga intern maupun ekstern sekolah, demokratis dan menghargai profesionalisme.
7. Mudah
penggunaannya (easy to use). Sarana
dan prasarana yang dipakai.
Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan.
Buku-buku perpus mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru
di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi
praktik mudah diterapkan siswa.
8. Bentuk
khusus (feature): keunggulan
tertentu.
Misalnya: sekolah ada yang unggul dengan hampir
semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa
Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya (komputerisasi).
Ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau olahraga.
9. Standar
tertentu (conformance to specification):
memenuhi standar tertentu.
Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan
Minimal (SMP), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau
sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan
skor 650.
10. Konsistensi
(consistency): keajegan, konstan atau
stabil.
Misalnya: mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang
tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siwa-siswanya. Warga sekolah
konsisten antara perkataan dan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong dan
apabila dipercayan tidak mengkhianati.
11. Seragam
(uniformity): tanpa variasi, tidak
tercampur.
Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan
pakaian dinas. Sekolah melaksanakan
aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.
12. Mampu
melayani (serviceability): mampu
memberikan pelayanan prima.
Misalnya: sekolah memberikan kotak saran dan
saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu
memberikan pelayanan primanyankepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan
merasa puas.
13. Ketepatan
(accuracy): ketepatan dalam
pelaksanaan.
Misalnya: sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai
dengan yang diinginkan pelanggan sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai
siswa-siswanya. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam belajar di
sekolah berlangsung tepat waktu.
Mutu meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3)
mutu penyerahan, 4) mutu keselamatan dan 5) mutu semangat/moril. Secara
sederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga dan
4) ketepatan waktu penyerahan.
C.
Hubungan
Antara Fungsi Monitoring Kepala
Sekolah Dan Mutu Pendidikan Di Sekolah
Salah
satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/ memantau. Kegiatan Monitoring
ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah
program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum. Soetopo
(2009:49) mengemukakan Monitoring
lebih menekankan pada proses pelaksanaan MPMBS: pembuatan keputusan, pengelolaan
kelembagaan, pengelolaan program, pengelolaan proses belajar mengajar dan
evaluasi. Sedangkan evaluasi lebih menekankan tagihan terhadap hasil MPMBS:
pembandingan sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai.
Tujuan
Monitoring dan evaluasi adalah
memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Hasil Monitoring untuk memberikan balikan bagi
perbaikan pelaksanaan MPMBS. Hasil evaluasi memberikan informasi yang dapat
dijadikan masukan terhadap keseluruhan komponen program MPMBS: konteks, input, proses, output dan outcome.
menurut konsep MPMBS, Monitoring sama
dengan evaluasi proses dalam totalitas sistem MPMBS.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepala Sekolah selain
sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang
dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Selain sebagai pemimpin Kepala
Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah,
2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap
diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi
dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau.
Kegiatan Monitoring ini juga terdapat
kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang
direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Fungsi kepala sekolah
sebagai Monitoring dapat membantu
sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Sekolah yang bermutu memiliki beberapa
karakteristik. Terdapat 13 karakteristik mutu sekolah yaitu: kinerja (performa), waktu wajar (timelines), handal (reliability), daya tahan (durability),
indah (aestetics), hubungan manusiawi
(personal interface), mudah
penggunaannya (easy to use), bentuk
khusus (feature), standar tertentu (conformance to specification),
konsistensi (consistency), seragam (uniformity), mampu melayani (serviceability) dan ketepatan (accuracy).
B.
Saran
Ditujukan
kepada Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai
pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai Monitoring, dalam menjalankan fungsinya
kepala sekolah diharapkan dapat bekerja semaksimal mungkin. Sehingga dapat membantu
sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
DAFTAR
PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2008. Landasan
Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soetopo, Hendyat. 2009. Manajemen
Berbasis Sekolah dan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Usman, Husnaini. 2009. Manajemen
Pendidikan Edisi III. Jakarta: Rineka Cipta