Saturday, May 11, 2013

FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MONITORING DALAM MENCIPTAKAN MUTU SEKOLAH


FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MONITORING
DALAM MENCIPTAKAN MUTU SEKOLAH
DI SMAN 7 KEDIRI


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengawasan Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A. Y., M.Pd


oleh
Anis Latifatul Badriyah
110131436527










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April 2013



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai Membantu Guru Untuk Merencanakan Pembelajaran ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing matakuliah Pengawasan Pendidikan yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Yang terhormat: Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A. Y., M.Pd.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah  ini masih kurang sempurna, baik isi maupun penulisannya. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif  demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.




April 2013


Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C.     Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Fungsi Monitoring Kepala Sekolah................................................................. 2
B.     Karakteristik Mutu Pendidikan Di Sekolah....................................................... 3
C.     Hubungan Antara Fungsi Monitoring Kepala Sekolah Dan Mutu Pendidikan Di Sekolah.  6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .................................................................................................... 7
B.     Saran.............................................................................................................. 7
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 8





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Selain sebagai pemimpin Kepala Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah, 2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Fungsi kepala sekolah sebagai Monitoring dapat membantu sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Sekolah yang bermutu memiliki beberapa karakteristik. Terdapat 13 karakteristik mutu sekolah yang akan dijelaskan dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.Apa sajakah fungsi Monitoring Kepala Sekolah?
2.Apa sajakah karakteristik mutu pendidikan di sekolah?
3.Apa hubungan antara fungsi Monitoring Kepala Sekolah dan mutu pendidikan di sekolah?

C.    Tujuan
1.Menjelaskan tentang fungsi Monitoring Kepala Sekolah.
2.Menjelaskan tentang karakteristik mutu pendidikan di sekolah.
3.Menjelaskan hubungan antara fungsi Monitoring Kepala Sekolah  dan mutu pendidikan di sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Fungsi Monitoring Kepala Sekolah
Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilakukannya.
Selain sebagai pemimpin Kepala Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah, 2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Soetopo (2009:49) mengemukakan pengertian, tujuan dan komponen-komponen (MPMBS) yang dievaluasi sebagai berikut.
1.      Pengertian Monitoring dan evaluasi
Monitoring lebih menekankan pada proses pelaksanaan MPMBS: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengelolaan proses belajar mengajar dan evaluasi.
Evaluasi lebih menekankan tagihan terhadap hasil MPMBS: pembandingan sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai.
2.      Tujuan dan Manfaat
Tujuan Monitoring dan evaluasi adalah memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Hasil Monitoring untuk memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan MPMBS. Hasil evaluasi memberikan informasi yang dapat dijadikan masukan terhadap keseluruhan komponen program MPMBS: konteks, input, proses, output dan outcome. Dalam konsep MPMBS, Monitoring sama dengan evaluasi proses dalam totalitas sistem MPMBS.
3.      Komponen-Komponen yang dievaluasi
a.       Konteks: melihat kebutuhan. Alatnya need assessment.
b.      Input:
·         Harapan           : visi, misi, tujuan dan sasaran
·         Sumberdaya    : manusia (KS, Guru, Karyawan dan tenaga lainnya), non-manusia (dana, peralatan, perlengkapan dan bahan)
·         Manajemen      : organisasi, tugas, mekanisme, rencana, program, peraturan dan pengendalian.
c.       Proses: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, proses belajar mengajar dan evaluasi program.
d.      Output: hasil nyata pelaksanaan MPMBS: academic achievemet dan non-academic achievement.
e.       Outcome: hasil MPMBS jangka panjang yaitu berkaitan dengan dampak terhadap individu, social, sikap, kinerja, semangat, system, penghasilan, pengembangan karir, semangat untuk berkembang dan mutu pada umumnya.

B.   Karakteristik Mutu Pendidikan Di Sekolah
Mutu berasal dari bahasa Latin, quals, yang artinya what kind of. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi, biasanya mahal, sangat mewah dan jarang dimiliki orang. Misalnya, mobil mewah, rumah mewah, perhiasan mewah dan interior president room di hotel bintang 5. Mutu dengan konsep berarti harus high quality atau top quality. Mutu sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Mutu dapat juga diartikan sebagai produk atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dan memuaskan pelanggan.
Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu  input, proses, output dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEMI (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Menyenangkan, Bermakna dan Inovatif). Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas.
Mutu bermanfaat bagi dunia pendidikan karena 1) meningkatkan pertanggungjawaban (akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan suma biaya sekolah, 2) menjamin mutu lulusannya, 3) bekerja lebih professional dan 4) meningkatkan persaingan yang sehat.
Menurut Usman (2009:514) sekolah yang bermutu memiliki beberapa karakteristik. Berikut akan dijelaskan tentang karakteristik mutu.
1.      Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah.
Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut menjadi sekolah favorit.
2.      Waktu wajar (timelines): selesai dengan waktu yang wajar.
Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu guru untuk naik pangkat wajar.
3.      Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama.
Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.
4.      Daya tahan (durability): tahan banting.
Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat.
5.      Indah (aestetics)
Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Taman ditamani bunga dan dipelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.
6.      Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ekstern sekolah, demokratis dan menghargai profesionalisme.
7.      Mudah penggunaannya (easy to use). Sarana dan prasarana yang dipakai.
Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpus mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.
8.      Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu.
Misalnya: sekolah ada yang unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau olahraga.
9.      Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.
Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SMP), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650.
10.  Konsistensi (consistency): keajegan, konstan atau stabil.
Misalnya: mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siwa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong dan apabila dipercayan tidak mengkhianati.
11.  Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur.
Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas.  Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.
12.  Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima.
Misalnya: sekolah memberikan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan pelayanan primanyankepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan merasa puas.
13.  Ketepatan (accuracy): ketepatan dalam pelaksanaan.
Misalnya: sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswanya. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.
Mutu meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3) mutu penyerahan, 4) mutu keselamatan dan 5) mutu semangat/moril. Secara sederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga dan 4) ketepatan waktu penyerahan.

C.    Hubungan Antara Fungsi Monitoring Kepala Sekolah Dan Mutu Pendidikan Di Sekolah
Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/ memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum. Soetopo (2009:49) mengemukakan Monitoring lebih menekankan pada proses pelaksanaan MPMBS: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengelolaan proses belajar mengajar dan evaluasi. Sedangkan evaluasi lebih menekankan tagihan terhadap hasil MPMBS: pembandingan sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai.
Tujuan Monitoring dan evaluasi adalah memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Hasil Monitoring untuk memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan MPMBS. Hasil evaluasi memberikan informasi yang dapat dijadikan masukan terhadap keseluruhan komponen program MPMBS: konteks, input, proses, output dan outcome. menurut konsep MPMBS, Monitoring sama dengan evaluasi proses dalam totalitas sistem MPMBS. 






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Selain sebagai pemimpin Kepala Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah, 2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Fungsi kepala sekolah sebagai Monitoring dapat membantu sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Sekolah yang bermutu memiliki beberapa karakteristik. Terdapat 13 karakteristik mutu sekolah yaitu: kinerja (performa), waktu wajar (timelines), handal (reliability), daya tahan (durability), indah (aestetics), hubungan manusiawi (personal interface), mudah penggunaannya (easy to use), bentuk khusus (feature), standar tertentu (conformance to specification), konsistensi (consistency), seragam (uniformity), mampu melayani (serviceability) dan ketepatan (accuracy).

B.     Saran
Ditujukan kepada Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Salah satu  fungsi kepala sekolah adalah sebagai Monitoring, dalam menjalankan fungsinya kepala sekolah diharapkan dapat bekerja semaksimal mungkin. Sehingga dapat membantu sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). 


DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soetopo, Hendyat. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah dan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Usman, Husnaini. 2009. Manajemen Pendidikan Edisi III. Jakarta: Rineka Cipta



FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MONITORING DALAM MENCIPTAKAN MUTU SEKOLAH


FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MONITORING
DALAM MENCIPTAKAN MUTU SEKOLAH
DI SMAN 7 KEDIRI


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengawasan Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A. Y., M.Pd


oleh
Anis Latifatul Badriyah
110131436527










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April 2013



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai Membantu Guru Untuk Merencanakan Pembelajaran ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing matakuliah Pengawasan Pendidikan yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Yang terhormat: Bapak Prof. Dr. H. M. Huda A. Y., M.Pd.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah  ini masih kurang sempurna, baik isi maupun penulisannya. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif  demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.




April 2013


Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C.     Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Fungsi Monitoring Kepala Sekolah................................................................. 2
B.     Karakteristik Mutu Pendidikan Di Sekolah....................................................... 3
C.     Hubungan Antara Fungsi Monitoring Kepala Sekolah Dan Mutu Pendidikan Di Sekolah.  6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .................................................................................................... 7
B.     Saran.............................................................................................................. 7
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 8





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Selain sebagai pemimpin Kepala Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah, 2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Fungsi kepala sekolah sebagai Monitoring dapat membantu sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Sekolah yang bermutu memiliki beberapa karakteristik. Terdapat 13 karakteristik mutu sekolah yang akan dijelaskan dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.Apa sajakah fungsi Monitoring Kepala Sekolah?
2.Apa sajakah karakteristik mutu pendidikan di sekolah?
3.Apa hubungan antara fungsi Monitoring Kepala Sekolah dan mutu pendidikan di sekolah?

C.    Tujuan
1.Menjelaskan tentang fungsi Monitoring Kepala Sekolah.
2.Menjelaskan tentang karakteristik mutu pendidikan di sekolah.
3.Menjelaskan hubungan antara fungsi Monitoring Kepala Sekolah  dan mutu pendidikan di sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Fungsi Monitoring Kepala Sekolah
Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilakukannya.
Selain sebagai pemimpin Kepala Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah, 2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Soetopo (2009:49) mengemukakan pengertian, tujuan dan komponen-komponen (MPMBS) yang dievaluasi sebagai berikut.
1.      Pengertian Monitoring dan evaluasi
Monitoring lebih menekankan pada proses pelaksanaan MPMBS: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengelolaan proses belajar mengajar dan evaluasi.
Evaluasi lebih menekankan tagihan terhadap hasil MPMBS: pembandingan sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai.
2.      Tujuan dan Manfaat
Tujuan Monitoring dan evaluasi adalah memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Hasil Monitoring untuk memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan MPMBS. Hasil evaluasi memberikan informasi yang dapat dijadikan masukan terhadap keseluruhan komponen program MPMBS: konteks, input, proses, output dan outcome. Dalam konsep MPMBS, Monitoring sama dengan evaluasi proses dalam totalitas sistem MPMBS.
3.      Komponen-Komponen yang dievaluasi
a.       Konteks: melihat kebutuhan. Alatnya need assessment.
b.      Input:
·         Harapan           : visi, misi, tujuan dan sasaran
·         Sumberdaya    : manusia (KS, Guru, Karyawan dan tenaga lainnya), non-manusia (dana, peralatan, perlengkapan dan bahan)
·         Manajemen      : organisasi, tugas, mekanisme, rencana, program, peraturan dan pengendalian.
c.       Proses: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, proses belajar mengajar dan evaluasi program.
d.      Output: hasil nyata pelaksanaan MPMBS: academic achievemet dan non-academic achievement.
e.       Outcome: hasil MPMBS jangka panjang yaitu berkaitan dengan dampak terhadap individu, social, sikap, kinerja, semangat, system, penghasilan, pengembangan karir, semangat untuk berkembang dan mutu pada umumnya.

B.   Karakteristik Mutu Pendidikan Di Sekolah
Mutu berasal dari bahasa Latin, quals, yang artinya what kind of. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi, biasanya mahal, sangat mewah dan jarang dimiliki orang. Misalnya, mobil mewah, rumah mewah, perhiasan mewah dan interior president room di hotel bintang 5. Mutu dengan konsep berarti harus high quality atau top quality. Mutu sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Mutu dapat juga diartikan sebagai produk atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dan memuaskan pelanggan.
Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu  input, proses, output dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEMI (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Menyenangkan, Bermakna dan Inovatif). Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas.
Mutu bermanfaat bagi dunia pendidikan karena 1) meningkatkan pertanggungjawaban (akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan suma biaya sekolah, 2) menjamin mutu lulusannya, 3) bekerja lebih professional dan 4) meningkatkan persaingan yang sehat.
Menurut Usman (2009:514) sekolah yang bermutu memiliki beberapa karakteristik. Berikut akan dijelaskan tentang karakteristik mutu.
1.      Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah.
Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut menjadi sekolah favorit.
2.      Waktu wajar (timelines): selesai dengan waktu yang wajar.
Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu guru untuk naik pangkat wajar.
3.      Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama.
Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.
4.      Daya tahan (durability): tahan banting.
Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat.
5.      Indah (aestetics)
Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Taman ditamani bunga dan dipelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.
6.      Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ekstern sekolah, demokratis dan menghargai profesionalisme.
7.      Mudah penggunaannya (easy to use). Sarana dan prasarana yang dipakai.
Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpus mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.
8.      Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu.
Misalnya: sekolah ada yang unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau olahraga.
9.      Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.
Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SMP), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650.
10.  Konsistensi (consistency): keajegan, konstan atau stabil.
Misalnya: mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siwa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong dan apabila dipercayan tidak mengkhianati.
11.  Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur.
Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas.  Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.
12.  Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima.
Misalnya: sekolah memberikan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan pelayanan primanyankepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan merasa puas.
13.  Ketepatan (accuracy): ketepatan dalam pelaksanaan.
Misalnya: sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswanya. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.
Mutu meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3) mutu penyerahan, 4) mutu keselamatan dan 5) mutu semangat/moril. Secara sederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga dan 4) ketepatan waktu penyerahan.

C.    Hubungan Antara Fungsi Monitoring Kepala Sekolah Dan Mutu Pendidikan Di Sekolah
Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/ memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum. Soetopo (2009:49) mengemukakan Monitoring lebih menekankan pada proses pelaksanaan MPMBS: pembuatan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengelolaan proses belajar mengajar dan evaluasi. Sedangkan evaluasi lebih menekankan tagihan terhadap hasil MPMBS: pembandingan sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai.
Tujuan Monitoring dan evaluasi adalah memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Hasil Monitoring untuk memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan MPMBS. Hasil evaluasi memberikan informasi yang dapat dijadikan masukan terhadap keseluruhan komponen program MPMBS: konteks, input, proses, output dan outcome. menurut konsep MPMBS, Monitoring sama dengan evaluasi proses dalam totalitas sistem MPMBS. 






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Fattah (2008:88) mengatakan bahwa pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Selain sebagai pemimpin Kepala Sekolah juga berperan sebagai pengawas. Menurut Murdick (dalam Fattah, 2008:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Salah satu fungsi dari Kepala Sekolah sebagai pengawas adalah Monitoring/memantau. Kegiatan Monitoring ini juga terdapat kegiatan evaluasi yang gunanya untuk mengetahui apakah program yang direncanakan sudah terlaksana dengan baik apa belum.
Fungsi kepala sekolah sebagai Monitoring dapat membantu sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Sekolah yang bermutu memiliki beberapa karakteristik. Terdapat 13 karakteristik mutu sekolah yaitu: kinerja (performa), waktu wajar (timelines), handal (reliability), daya tahan (durability), indah (aestetics), hubungan manusiawi (personal interface), mudah penggunaannya (easy to use), bentuk khusus (feature), standar tertentu (conformance to specification), konsistensi (consistency), seragam (uniformity), mampu melayani (serviceability) dan ketepatan (accuracy).

B.     Saran
Ditujukan kepada Kepala Sekolah selain sebagai seorang pemimpin juga berperan sebagai pengawas bagi sekolah yang dipimpinnya. Salah satu  fungsi kepala sekolah adalah sebagai Monitoring, dalam menjalankan fungsinya kepala sekolah diharapkan dapat bekerja semaksimal mungkin. Sehingga dapat membantu sekolah memberikan balikan bagi perbaikan pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). 


DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soetopo, Hendyat. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah dan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Usman, Husnaini. 2009. Manajemen Pendidikan Edisi III. Jakarta: Rineka Cipta