MANAJEMEN PESERTA DIDIK
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Nurul Ulfatin, M.Pd. dan
Ibu Sunarni, S.Pd., M.Pd.
oleh
Anis Latifatul Badriyah
110131436527
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
November 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara
sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya
kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi
kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh
anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama
melalui sistem persekolahan (schooling). Namun layanan ini kemudian
digugat karena secara psikologis setiap individu adalah berbeda, maka
mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda.
Adanya
dua tuntutan pelayanan yakni pada layanan kesamaan dan perbedaan anak,
melahirkan pemikiran pentingnya manajemen peserta didik untuk mengatur
bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di
sekolah.Baik layanan yang tertuju pada kesamaan maupun pada perbedaan
peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
1.2. Masalah atau Topik Bahasan
a) Mengapa peserta didik dalam sekolah perlu di manajemen?
b) Bagaimanakah tindak sekolah dalam memanajemen peserta didik agar sesuai dengan yang diharapkan pihak sekolah?
c) Hal apakah yang perlu diperhatikan dalam memanajemen peserta didik?
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
a) Menjelaskan tentang tujuan manajemen peserta didik.
b) Menjelaskan tentang upaya sekolah dalam menciptakan kondisi peserta didik agar sesuai dengan harapan sekolah.
c) Menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memanajemen peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik
Semua
kegiatan sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa
mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara
aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program yang
dilakukan sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan
kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Manajemen
peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta
didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan
mereka lulus sekolah. Knezevich (dalam Mantja) mengartikan manajemen
peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan
yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa
di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan
individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan
sampai ia matang di sekolah.
2.2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan
umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta
didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar
di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
Dengan
terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Fungsi manajemen
peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan
segi-segi individualitasnya, sosialnya, aspirasinya, kebutuhannya dan
segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:
1.
Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik,
ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya
tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi:
kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan
lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi
sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan
sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan
lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi
ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
3.
Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta
didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh
karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik
secara keseluruhan.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan
kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik
sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena
dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
2.3. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
1.
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani
dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani
lagi, maka akan tinggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta
didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanajemen peserta didik,
prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang
dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut
adalah manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama
dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi
sektoral manajemen peserta didik tetap ditempatkan dalam kerangka
manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen
sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik
haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para
peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai
atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik
peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
3. Kegiatan-kegiatan
manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak
perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak
diarahkan bagi munculnya konflik diantara mereka melainkan justru
mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
4. Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah
terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik
sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik
manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
5.
Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat
bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika
sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan
peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui
kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.
6. Apa yang diberikan
kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen
peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di
sekolah lebih-lebih di masa depan.
7. Peserta didik harus
diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan
yang terkait dengan kegiatan mereka.
8. Kondisi siswa sangat
beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial
ekonomi, minat, dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana
kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
9. Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
10.Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah efektif, dan psikomotor.
2 .4. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Ada
dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik. Pertama,
pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada
segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam
pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi
tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat
peserta didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa
peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya, manakala
dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang
diminta oleh lembaga pendidikannya.
Wujud pendekatan ini dalam
manajemen peserta didik secara operasional adalah: mengharuskan
kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat
presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Pendekatan demikian, memang tertuju pada upaya
agar peserta didik menjadi mampu.
Kedua, pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta
didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik
mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik
senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang
dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga
untuk mengembangkan diri mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti
sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang
kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
Di
antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya,
atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian,
peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan
administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga
menawarkan insentifitas lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk menyelesaikan
tugas-tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga
disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika
dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim
yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka
mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen peserta didik
mempunyai konsep dasar yang menjelaskan tentang bagaimana peserta didik
diatur agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara
optimal. Selain itu manajemen peserta didik juga mempunyai tujuan dan
fungsi. Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar di sekolah dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitas, sosial, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Manajemen peserta
didik juga mempunyai prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam
melaksanakan tugas. Selain itu manajemen peserta didik juga terdapat dua
pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Indrakusuna,Amir Daien & Soeharmi. 1998. Pengelolaan Kesiswaan dalam Administrasi Pendidikan. Malang: FIP IKIP MALANG.
Mantja, W. 1997. Manajemen Kesiswaan. Jakarta: Dir. Dikmenum.
NAESP.1997.
Principal’s Survival kit:practical information on critical issues for
dementary and middle school leaders alexandria: NAESP
No comments:
Post a Comment